“Dan di tengah-tengah ketujuh kandil itu satu seperti Anak Manusia, berselubungkan jubah sampai ke kaki, dan ikat pinggang dengan ikat pinggang emas.” (Wahyu 1:13)
Yesus sering menggambarkan dirinya sebagai "Anak Manusia" karena Ia dilahirkan dari seorang wanita dan mengalami kesulitan, sakit hati, godaan, dan penderitaan yang sama seperti orang lain: namun Ia tidak berbuat dosa. Itulah sebabnya dia adalah cahaya di tengah-tengah tujuh kandil. Tanpa dia tidak ada cahaya untuk hidup karena segala sesuatu yang lain (semua ide dan cara keagamaan, dan setiap cara manusia lainnya) dinodai dengan kegelapan. Itulah sebabnya Yesus adalah terang di tengah-tengah gereja. Yesus sendiri dalam ayat 20 dari pasal yang sama ini menyatakan dengan sangat jelas “ketujuh kandil yang telah engkau lihat itu adalah ketujuh jemaat.”
Kecuali Yesus sendiri berada di tengah-tengah gereja, gereja tidak memiliki terang untuk dilihat secara rohani, atau untuk menyinari dunia yang terhilang dan sekarat. Yesus sendiri mengatakan kepada kita:
- “…Namun sedikit waktu lagi terang itu bersamamu. Berjalanlah selagi kamu memiliki terang, jangan sampai kegelapan menimpa kamu: karena dia yang berjalan dalam kegelapan tidak tahu ke mana dia pergi. Selama kamu memiliki terang, percayalah kepada terang itu, supaya kamu menjadi anak-anak terang…” (Yohanes 12:35-36)
- “Aku datang sebagai terang ke dunia, agar setiap orang yang percaya kepada-Ku tidak tinggal dalam kegelapan.” (Yohanes 12:46)
Selanjutnya perhatikan bagaimana dia berpakaian. Yesus adalah Imam Besar kita yang agung yang membuat syafaat bagi semua orang, dan seperti Imam Besar Perjanjian Lama, ia mengenakan pakaian sampai ke kaki dan mengenakan ikat pinggang. Namun perhatikan, tidak seperti Imam Besar Perjanjian Lama, ikat pinggang Yesus melingkari dadanya, bukan pinggangnya, dan itu dari emas. Karena hati Yesus terbuat dari emas murni, Ia memiliki kasih yang sempurna bagi Bapa, bagi kebenaran, dan bagi kita.
“Sekarang dari hal-hal yang telah kami bicarakan ini adalah jumlah: Kami memiliki imam besar seperti itu, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mulia di surga; Seorang pelayan tempat kudus, dan tabernakel sejati, yang didirikan Tuhan, dan bukan manusia.” (Ibr 8:1-2)
Dalam Perjanjian Lama Imam Besar akan memimpin penyembahan di tabernakel dan membutuhkan cahaya tujuh kandil untuk melakukan pekerjaannya. Dalam Perjanjian Baru Yesus adalah segalanya bagi gereja. Yesus bukan hanya Imam Besar, dia juga adalah cahaya dari tujuh kandil, dan terlebih lagi, dia adalah satu-satunya pengorbanan yang akan diterima oleh Allah Bapa untuk dosa-dosa kita. Tanpa Yesus tidak ada harapan untuk kehidupan rohani yang sejati.